Rabu, 04 Mei 2011

Osama dan Pilpres Amerika 2012


Penulis dan aktivis, Sharif Shehadeh, menilai pemunculan isu terbunuhnya  Usamah bin Ladin membuktikan upaya partai politik, Partai Demokrat Amerika Serikat untuk menyongsong pemilu presiden yang kian dekat di tahun 2012.Dalam menghadapi rival mereka dari Partai Republik.


Dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam, Senin (2/5), Sharif Shehadeh mengatakan, tujuan publikasi tewasnya Osama bin Laden berkaitan dengan kian dekatnya pemilu presiden di Amerika.

“Presiden Barack Obama berusaha memanfaatkan isu tewasnya Bin Ladin untuk memenangkan kembali pilpres mendatang,” juga untuk meraih dukungan masyarakat Amerika, di tengah merosotnya pamor presiden Barack Obama dan belum pulihnya Ekonomi negara Adidaya tersebut, ungkap Shehadeh. Presiden Barack Obama memainkan kartu Truff untuk memperoleh simpati warganya. Ditambahkannya, AS berupaya mengirim pesan kepada mitra dan negara dunia bahwa Washington masih memegang kendali wilayah Timur Tengah meski sejumlah rezim Arab terjungkal.

Shehadeh juga menilai, isu tewasnya Bin Ladin tidak berpengaruh pada transformasi kawasan. “Amerika berusaha menutupi kelemahan intelijennya di kawasan dengan menyebar dan membesar-besarkan isu kematian Osama bin Laden.” Sebenarnya informasi  rumah persembunyian Osama sudah diketahui agen intelijen pakistan ISI dan diteruskan ke CIA sejak 2009 silam, Namun ada maksud yang lebih besar sehingga baru sekarang tahun 2011 di eksekusi, dengan semakin dekatnya pemilihan Presiden Amerika 2012.Teori Pencitraan kayaknya banyak belajar dari Indonesia nih mr.Obama.

Amerika Harus Hengkang dari Afghanistan

Sementara gerakan Islam terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, menilai pasukan Amerika Serikat tidak memiliki alasan lagi untuk tetap “menduduki” Afghanistan, setelah pembunuhan Usamah bin Ladin.

“Dengan kematian bin Ladin, salah satu alasan untuk mempraktikkan kekerasan di dunia telah hilang,” kata Essam El Erian, anggota eksekutif Ikhwanul Muslimin, seperti dilansir Press TV (2/5). “Kini saatnya bagi Presiden Barack Obama untuk menarik diri dari Afghanistan dan Irak serta mengakhiri pendudukan AS dan pasukan Barat di seluruh dunia, yang telah merugikan negara-negara Muslim dalam waktu lama,” tegasnya.

Seraya mengkhawatirkan aksi balas dendam kelompok Al-Qaida atas kematian pemimpinnya, El Erian menandaskan, Afghanistan, Pakistan, Maroko, dan Aljazair mungkin akan bereaksi karena pengaruh luas Al-Qaida di sana.

Para analis dan pakar militer yakin, Washington menunda pembunuhan bin Laden untuk melanjutkan kehadiran pasukan pimpinan Amerika di Afghanistan. Meski janji Obama untuk penarikan besar tentara dari Afghanistan pada Juli 2011, namun para pejabat Washington baru-baru ini mengumumkan bahwa tentara AS akan tetap di Afghanistan selama setidaknya empat tahun ke depan.

Masih akan bercokolnya pasukan Amerika di Afghanistan dikuatkan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen. Ia mengatakan, aliansi ini akan melanjutkan misi di Afghanistan meskipun Osama bin Laden tewas.

Rasmussen menandaskan, NATO akan melanjutkan kehadirannya di Afghanistan dalam upaya untuk mencegah negara yang dilanda perang itu kembali menjadi tempat berlindung teroris.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com Modifikasi by NafasWeb BlogCatalog Blog Directory